Tentang Berbagi

Hidup adalah rangkaian perjumpaan. Setiap perjumpaan membawa pengalaman entah berupa pengetahuan, ketrampilan, kebijakan atau apapun itu. Semua adalah sebuah pembelajaran yang layak untuk dibagikan. Berbagi menunjuk pada hati yang penuh syukur. Syukur bukan hanya kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan induk dari kebajikan lainnya.(yoesthie_2000@yahoo.com)

SEKADAR KATA

Bagi beberapa orang, berpikiran negatif merupakan kebiasaan, yang sejalan dengan berlalunya waktu akan menjadi kecanduan. Seperti penyakit kecanduan alkohol, berlebihan makan, kecanduan obat terlarang. Banyak orang menderita akibat penyakit ini karena berpikiran negatif akan merusak tiga hal yaitu jiwa, tubuh dan perasaan.(Peter Mc Williams)

ORANG MISKIN : Melawan Lupa Ingatan Pemimpinnya

Galang Rambu Anarki………BBM naik tinggi, susu tak terbeli. Orang pintar tarik subsidi, rakyat banyak kurang gizi......!!!. Penggalan tembang lawas milik Iwan Fals ini sangat cocok menggambarkan kondisi masyarakat saat ini yang terhimpit oleh meroketnya harga BBM, dampak ikutan dan rencana pengurangan subsidi atasnya.

Di sudut kota Manado, tepatnya di desa Bailang Ibu Uming Purman dan teman-temannya gigih menggalang persatuan antar sesama dalam Kelompok Jaringan Miskin Kota. Saat ini ada kurang lebih 36 ibu-ibu istri dari pedagang keliling, petani kecil, buruh dan bahkan pengangguran telah bergabung menjadi anggota. Karena tidak semuanya selalu aktif maka dibuatlah arisan sembako untuk merangsang kehadiran anggota dalam pertemuan. Dan ternyata benar sebab kini semakin banyak ibu-ibu datang dan berkumpul setiap hari Selasa untuk mencabut undi dalam arisan sembako. Nama yang keluar pulangnya akan membawa beras, gula, telur, supermie, minyak kelapa dan lain-lain yang akan cukup membuat dapur mengebul dalam beberapa hari ke depan.

Arisan sembako bagi Cik Uming hanyalah sekedar alat dan bukan merupakan tujuan. Meski demikian arisan ini dirasa sangat membantu oleh anggota jaringan miskin kota di desa Bailang. Tujuan yang sesungguhnya adalah agar sebagai sesama warga miskin mereka bisa saling membantu, menjaga silaturahmi, berbagi kesulitan dan mencari jalan pemecahan masalah secara bersama. Mereka sepertinya mempraktekkan slogan kampanye SBY-JK saat pemilu presiden ”Bersama Kita Bisa”.

Dalam segala keterbatasannya, mereka tak lupa juga membangun Gerakan Tabungan Miskin Kota dengan prinsip (1) Kerja Keras, (2) Saling Menghargai, (3) Kerjasama, (4) Jujur, (5) Tidak Korupsi. Dan kini ditengah lonjakan harga sembako yang tiada henti dan berbagai kebijakan pemerintah yang miskin implementasi, hasil tabungan mereka akan digunakan untuk usaha jual beli sembako bagi anggota Jaringan Miskin Kota. Mereka akan memulainya dari beras. Dengan selisih harga yang lebih murah dari warung biasanya diharapkan para anggota akan sedikit terbantu mengelola penghasilan yang memang tidak seberapa.

Komunitas masyarakat miskin baik di kota maupun di desa adalah komunitas yang terbiasa menghadapi penderitaan dengan diam. Berkali-kali atau bahkan selalu mereka menjadi korban terakhir dari sebuah produk kebijakan. Kebijakan yang khusus ditujukan untuk mereka, umumnya miskin implementasi. Berhembus bak angin dari surga. Maka pilihan Urban Poor Link atau biasa disebut UP Link untuk mengoorganisir ibu-ibu miskin di daerah perkotaan agar bisa menolong diri mereka dan komunitasnya adalah sebuah pilihan yang tepat. Dalam kaitan dengan energi misalnya, pengguna terbesar adalah sektor rumah tangga. Dan umumnya perempuanlah yang bertanggungjawab untuk pengadaan dan penggunaannya. Ibu-ibu di Bailang karena langkanya minyak tanah mulai melirik kembali penggunaan kayu bakar. Kayu ini harus diambil di Gunung Bailang kurang lebih 1 kilometer dari tempat tinggal mereka. Butuh waktu 1 – 2 jam untuk mengumpulkan sejumlah kayu hingga cukup untuk kebutuhan memasuk di dapur rumah mereka. Waktu dan tenaga yang seharusnya bisa dipakai untuk lebih memperhatikan pendidikan dan kesehatan anak-anak mereka kini harus terbuang hanya untuk tetap menjaga agar tungku di dapur tetap menyala. Atau bahkan hanya agar tetap bisa menyediakan secangkir teh atau kopi panas bagi sang suami.

Ironisnya meski energi erat kaitannya dengan perempuan namun dalam negosiasi-negosiasi global soal energi selalu didominasi oleh kaum laki-laki. Padahal sekali lagi kebijakan energi kerap memberikan tugas tambahan bagi perempuan disamping ’tugas tradisional’ mereka untuk merawat keluarga. Ketersediaan energi dengan harga terjangkau menjadi tantangan bagi para pengambil kebijakan dan pelaksana pemerintahan di masa kedepan. Jika hal ini tidak tercapai maka peran kaum perempuan untuk turut mensejahterakan diri mereka dan keluarga serta masyarakat akan teramat sulit untuk diwujudkan. Akankah kita membiarkan perempuan terus menerus menjadi korban?.

Di usianya yang mulai senja ternyata Cik Uming tetap memelihara cita-citanya untuk memenuhi halaman rumahnya yang tak begitu luas dengan tanaman obat-obatan (toga). Kelak dia ingin menularkan ketrampilannya meramu obat herbal dan akupuntur (pijat) agar anggota jaringan dan keluarganya tetap sehat. Sementara soal kesehatan lingkungan, kelompok ini merencanakan untuk membuat pelatihan pengolahan sampah rumah tangga secara mandiri dan sederhana. Hasil pengolahan sampah rumah tangga nantinya akan digunakan untuk menghijaukan kawasan disekitar tempat tinggal mereka. Mereka memang hanya orang biasa, cita-cita merekapun hanya biasa-biasa saja namun kelak apa yang mereka lakukan akan amat berarti untuk masa depan lingkungan pemukiman sekitarnya. ( yoesthie)*

0 komentar:

Posting Komentar