Tentang Berbagi

Hidup adalah rangkaian perjumpaan. Setiap perjumpaan membawa pengalaman entah berupa pengetahuan, ketrampilan, kebijakan atau apapun itu. Semua adalah sebuah pembelajaran yang layak untuk dibagikan. Berbagi menunjuk pada hati yang penuh syukur. Syukur bukan hanya kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan induk dari kebajikan lainnya.(yoesthie_2000@yahoo.com)

SEKADAR KATA

Bagi beberapa orang, berpikiran negatif merupakan kebiasaan, yang sejalan dengan berlalunya waktu akan menjadi kecanduan. Seperti penyakit kecanduan alkohol, berlebihan makan, kecanduan obat terlarang. Banyak orang menderita akibat penyakit ini karena berpikiran negatif akan merusak tiga hal yaitu jiwa, tubuh dan perasaan.(Peter Mc Williams)

Mengukuhkan Peran Petani Perempuan

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya mendapat perhatian yang sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia lain. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, lemahnya akses dan kontrol petani terhadap alat dan politik produksi membuat hal ini tidak mudah dicapai.

Di desa Sa’uk yang berada pada pinggiran jalan poros Bolaang Mongondow Induk – Gorontalo, sekelompok ibu-ibu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga lewat pertanian. Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani Sejahtera ini sudah 3 kali menanam jagung secara bergotong royong di lahan seluas kurang lebih 1 ha.

Kelompok yang terbentuk pada bulan Mei 2007 ini awalnya memang diinisasi oleh sebuah yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan anak (YAPPA). Menurut H Gobel, Sangadi Sa’uk pada awalnya ada 3 kelompok, tapi 2 kelompok lainnya layu sebelum berkembang. Ibu Alwina Kaburuang, koordinator kelompok tani Sejahtera mengatakan bahwa semangat kebersamaan membuat kelompoknya tetap bertahan. Bertani baginya berarti memanfaatkan waktu yang terluang, membangun kebersamaan dengan sesama perempuan dan meningkatkan pendapatan keluarga.

Meski apa yang dilakukan oleh kelompok tani perempuan Sejahtera adalah aktivitas yang biasa saja, namun sesungguhnya mereka telah mendobrak kebiasaan. Karena mereka sendiri yang mempersiapkan lahan, menentukan apa yang akan ditanam, merawat dan memanen sendiri. Padahal dalam dunia pertanian Indonesia, perempuan lazimnya tidak pernah menjadi penentu atau subyek dalam bertani. Perempuan umumnya hanya terlibat dalam menanam benih dan memetik hasil. Alwina dan teman-temannya tidak punya cita-cita yang muluk-muluk sebab mereka sadar akan keterbatasan diri mereka. Bisa menanam tiap musim tanam sudahlah cukup bagi mereka.

Mungkin petani kita memang takut untuk bercita-cita sebab pusaran masalah yang melilit mereka bak ‘lingkaran setan’. Meski kedudukan petani pangan sangat strategis dalam membangun ketahanan pangan tetapi berbagai keterbatasan belum juga mampu dilepaskan. Keterbatasan itu antara lain : (a) Petani miskin karena tidak memiliki factor produktif selain tenaga mereka, (b) Luas lahan terbatas (sempit) dan terus mendapat tekanan untuk dikonversi, (c) Akses pada layanan dukungan pembiayaan rendah, (d) Akses pada informasi dan teknologi yang lebih baik terbatas, (e) Infrastruktur produksi (air-irigasi, jalan, listrik, dll) kurang memadai, (f) Struktur pasar yang tidak adil dan eksploitatif akibat posisi tawar petani sangat rendah.

Sekalipun dililit berbagai keterbatasan, Alwina menyatakan akan tetap mengolah lahan bersama kelompoknya. Meski demikian dia berharap ada pihak-pihak yang mau membantu mereka melengkapi peralatan untuk dipakai bercocok tanam seperti mesin pemotong rumput dan spryer untuk menyemprotkan pupuk dan obat pembasmi hama. Jika saja mereka mempunyai mesin pemotong rumput maka lahan yang bisa diolah akan lebih luas dan otomatis hasil yang didapatkan juga akan lebih banyak. Dengan demikian sejahtera tidak hanya menjadi nama kelompok mereka melainkan juga menjadi gambaran kehidupan mereka bersama keluarganya. (yoesthie).

0 komentar:

Posting Komentar